Orang yang Hidup Dalam Dosa Adalah Orang yang Bersalah dan Berdosa, Namun Tidak Mau Bertobat
PALANGKA RAYA, katakata.co.id – Puluhan Warga Binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A, Palangka Raya, mendapatkan layanan kerohanian dari Tim Pemberitaan Kabar Baik (PKB), Gereja Kalimantan Evangelis (GKE), Majelis Resort (MR) Palangka Raya Tengah.
Bertempat di Gereja Oikumene Rupa, Kompleks Rutan Kelas II A Palangka Raya, Rabu (6/9/2023), PKB GKE MR Palangka Raya Tengah menggelar ibadah rutin.
Sebelum penyampaian Firman Tuhan yang disampaikan Sadagori Henoch Binti, selaku Ketua PKB GKE MR Palangka Raya Tengah, puluhan warga binaan bersuka cita dan penuh semangat menaikan pujian, yang dipandu Tim PKB, Tri Wanita, dan Vikaris Tania Lorensa.
Warga binaan juga dikuatkan melalui kesaksian salah seorang warga binaan, yang menceritakan bagaimana kasih dan kekuatan dari Tuhan Yesus, melalui tuntunan Roh Kudus, memampukan dia menanggung beratnya beban hidup. Karena pertama kali dihadapkan dengan masalah hukum, dan sempat beberapa hari tinggal di sel kecil yang membuatnya sangat tertekan.
“Kuasa kegelapan sempat meintimidasi saya untuk bunuh diri. Namun berkat tuntunan Roh Kudus, saya mampu melawan intimidasi tersebut, dengan menyerukan ‘hai orang tahanan yang penuh harapan, pada hari ini juga Aku memberitahukan: Aku akan memberi ganti kepadamu dua kali lipat’ (Zakaria 9 : 12),” tuturnya.
Sementara Sadagori Henoch Binti melalui Firman Tuhan dengan tema ‘Kita Semua Pernah Gagal, Namun Jangan Seperti Yudas Iskariot, Kita Harus seperti Petrus’, dia menegaskan, semua manusia pasti pernah gagal dan melakukan kesalahan, serta berbuat dosa, namun jangan hidup dalam dosa.
“Orang yang bersalah dan hidup dalam dosa, adalah orang yang berbuat dosa, tetapi tidak mau bertobat dan tidak mau memperbaiki kesalahan,“ tegasnya.
Pria yang akrab disapa Ririen Binti ini, mengungkapkan, sebagai Anak Allah jangan seperti Yudas Iskariot, yang menyesal setelah menyerahkan Yesus Kristus hingga dihukum mati di Kayu Salib. Namun penyesalannya tidak diikuti dengan pertobatan, malahan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Melainkan sebagai Orang Percaya, harus seperti Petrus, karena setelah Petrus menyesal dan bertobat pernah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, ia membuka diri untuk dipakai Tuhan menjadi alat-NYA yang luar bisa untuk memenangkan jiwa-jiwa.
Mengisahkan perjalanan kehidupan rohaninya yang disaksikannya secara terbuka, Ririen Binti mengakui, sebelum bertobat dirinya sangat rusak, serusak-rusaknya. Selain 25 tahun tergantung minuman keras dan pernah menjadi pecandu narkoba, serta kehidupan malam dengan segala pernak-perniknya pernah menjadi bagian kelam kehidupannya, ditambah lagi dunia perjudian mengisi hari-hari kehidupannya.
“Saya bersyukur Tuhan Yesus begitu mengasihi saya, sehingga memberi kesempatan kepada saya untuk masuk dunia pertobatan dan memampukan saya untuk meninggalkan semua masa lalu yang kelam,” imbuh Ririen Binti.
Dulu, lanjutnya, hidup adalah hura-hura untuk menikmati dunia dengan segala kemegahannya, maka sekarang baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21). Apabila Tuhan memanggilnya saat ini, dia bersyukur, karena dia akan menikmati indahnya kematian di dalam Tuhan Yesus.
“Sebelum Tuhan Yesus menjemput saya, untuk menikmati kehidupan kekal di Rumah Bapa di Surga, saya bertekad harus hidup Kudus dan Suci, serupa dengan Kristus, dan hidup untuk mewartakan Injil Keselamatan, dengan berani dan benar serta jujur, sehingga banyak jiwa dimenangkan,” tambahnya.
Untuk menyemangati warga binaan, Ririen Binti, menegaskan, Tuhan yang sudah menebus dan mengampuni dosa dan membawanya masuk dunia pertobatan melalui tuntunan Roh Kudus, maka Tuhan Yang sama, yaitu Tuhan Yesus pasti membawa warga binaan semakin dekat kepada-NYA untuk hidup dalam kebenaran.
Sedangkan menyikapi cara penyampaian Firman Tuhan yang diwarnai kesaksian hidup yang membawa sang penyaksi masuk dunia pertobatan, beberapa orang warga binaan mengaku sangat diberkati dan dikuatkan. Karena memotivasi warga binaan untuk semakin takut akan Tuhan dan semakin berserah untuk mengandalkan Tuhan, sehingga mampu melewati hari-hari sulit dibalik tembok penjara. (ka/red)