PALANGKA RAYA, Katakata.co.id – Menyikapi maraknya pesta minuman keras yang diawali dengan ibadah syukur, yang berujung pertumpahan darah, yang terjadi di Kalimantan Tengah, membuat saya, selaku Penginjil sangat sedih, karena ibadah syukur yang sebenarnya untuk mengucap syukur kepada Allah Bapa, di dalam Tuhan Yesus Kristus, berakhir dengan pertumpahan darah, karena diwarnai pesta pora dan mabuk minuman keras.
Mengapa tulisan ini, saya beri judul sebagaimana tersebut di atas karena selama ini, Gereja dilibatkan untuk pelayanan ibadah Syukur, untuk memuji dan memuliakan Tuhan Yesus, namun setelah ibadah berakhir, pihak tuan rumah yang biasanya mengundang Disc Jockey (DJ), melanjutkan acara dengan melantunkan hingar bingar musik dunia, yang diwarnai dengan pesta minuman keras. Padahal menurut Firman Tuhan, kemabukan dan pesta pora membuka jalan ke neraka, karena Firman Tuhan dari Galatia 5 ayat 21, dengan tegas mengatakan “Kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu seperti yang telah kubuat dahulu, bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”
Artinya, siapapun yang hidup dalam kemabukan dan pesta pora, apabila tidak bertobat, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Surga, alias orang tersebut akan hidup kekal di Neraka. Ingat ya, ini bukan kata saya, ini adalah Firman Tuhan, yang pasti Tuhan genapi pada waktuNya Tuhan.
Menyikapi maraknya ibadah syukur, yang diduga hanya “kedok“ untuk mengumpulkan orang banyak, namun setelah memuji Tuhan, dilanjutkan dengan dengan pesta pora dan mabuk minuman keras, sekali lagi, saya bertanya, bolehkan Gereja menolak terlibat dalam pelayanan ibadah tersebut ?, kalau menurut pemahaman saya, sah-sah saja Gereja menolak melayani ibadah syukur yang diwarnai pesta minuman keras.
Tidak ada gunanya ibadah Syukur yang dilanjutkan dengan pesta minuman keras karena dipastikan tidak membuat Tuhan senang, namun justru sebaliknya, Tuhan murka melihat hal tersebut. (Yakobus 1 : 27 : Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia).
Sebagai mantan pendosa yang 25 tahun pernah tergantung minuman keras dan belasan tahun sebagai pengguna berbagai jenis narkotika, saya bersyukur karena Tuhan Yesus berkenan menangkap saya dan memberi kesempatan untuk saya bertobat, dengan meninggalkan semua hal yang tidak berkenan dihadapanNya.
Kalau dahulu bagi saya hidup ini hanya untuk meraih kenikmatan dunia, namun setelah Tuhan Yesus tangkap saya dan saya menikmati indahnya hidup dalam pertobatan yang sejati, dengan sukacita saya tegaskan, Bagi saya hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan, sebagaimana firman Tuhan dari Filipi1 :21 “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
Kapanpun Tuhan panggil saya, saya bersukacita karena akan menikmati hidup kekal bersama Tuhan Yesus di Rumah Bapa di Surga. Namun sebelum Allah Bapa memanggil saya, untuk meninggalkan dunia yang fana ini, saya bertekad dan berkomitmen iman, melalui tuntunan Roh Kudus, saya harus hidup serupa dengan Kristus, dan terus mewartakan Injil Keselamatan dengan berani dan benar, terus menyerukan pertobatan dan membagi kasih Tuhan Yesus, sehingga banyak jiwa dimenangkan, untuk berjalan pada jalan kebenaran dan melangkahkan kaki ke Rumah Bapa di Surga.
Salam Dalam Kasih Tuhan Yesus,
Sadagori Henoch Binti (Ririen Binti)
Penginjil yang tinggal di Palangka Raya