SAMPIT, katakata.co.id – Sejak maraknya kebakaran hutan atau lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah ada lebih dari 500 hektar hutan atau lahan yang terbakar dengan 154 kejadian. Kondisi ini berimbas pada semakin buruknya kualitas udara di daerah setempat.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) karhutla BPBD Kotim hingga Rabu (30/8/2023), sudah ada 500 hektar lebih hutan atau lahan terbakar di Kabupaten Kotim.
Wilayah terparah mengalami kebakaran hutan dan lahan ini terjadi di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan luasan mencapai 250 hektar lebih. Kemudian Kecamatan Baamang seluasan hampir 100 hektar dan kecamatan kota besi sekitar 60 hektar.
Kepala BPBD Kabupaten Kotim Multazam menyebut, peristiwa kebakaran hutan atau lahan yang terjadi di tahun 2023 ini terbilang lebih parah dari yang pernah terjadi pada tahun 2019 lalu.
“Tingginya tingkat kekeringan akibat kemarau panjang menjadi faktor utama yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan sulit teratasi,” jelas Multazam.
Ia menjelaskan, selain karena kebakaran yang umumnya terjadi di lahan gambut, sumber air di sekitar lokasi kebakaran juga semakin sulit diperoleh. Sehingga perlu adanya upaya lebih untuk mendapatkan sumber pasokan air jauh dari lokasi kebakaran.
Akibat semakin maraknya kebakaran hutan atau lahan yang terjadi membuat kabut asap terus menyelimuti wilayah Kota Sampit khususnya pada pagi hari.
Kondisi ini juga berdampak pada kualitas udara di daerah setempat yang terus memburuk, berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara di Kabupaten Kotim dinyatakan tidak sehat. (ub/red)