KUALA KAPUAS,katakata.co.id- Setelah menjalin kerjasama dengan PT Industrial Forest Plantation (IFP) di bidang kehutanan, konservasi lingkungan dan pengembangan pendidikan. Rektor UPR, Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik UPR, Dr. Natalina Asi, M.A beserta jajaran diberi kesempatan untuk mengunjungi Training and Research Center Mangkutup, di Desa Lehai, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kuala Kapuas, Sabtu (26/4/2025).
Dengan menempuh jalan darat hampir empat jam, Rombongan yang dipimpin Rektor UPR tiba dilokasi, bahkan turut serta mendampingi dari BKSDA Kalteng yang dihadiri Kasubag TU, Nizar,Polhut, Bosf dan lainnya.
Selanjutnya jajaran rektorat langsung meninjau beberapa alat serta hasil program CSR dari PT IFP seperti cemilan yang terbuat dari gedebong pisang yang terbilang enak dan gurih. Serta beberapa cemilan lain, bahkan ada juga alat untuk mengukur serta alat lainnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik UPR, Dr. Natalina Asi, M.A. mengatakan, Dengan adanya kerjasama yang dilakukan UPR dengan PT IFP tentu sangat bagus untuk kedepannya bagi mahasiswa/i nya. pasalnya saat ini pihaknya punya akses nyata untuk belajar di Lapangan.
“Adanya kerjasama ini serta mengunjungi Training and Research Center Mangkutup, Buat kami secara akademik ini sangat membantu, karena mahasiswa kehutanan UPR kini punya akses nyata untuk belajar di lapangan,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik UPR, Dr. Natalina Asi, M.A.
Menurut Natalina, fasilitas konservasi milik IFP membuka peluang besar untuk penelitian, pengabdian, serta program magang yang sangat dibutuhkan mahasiswa. Ia berharap langkah nyata ini dapat memperkuat proses pembelajaran berbasis praktik.
“Kami berharap fasilitas ini bisa mendukung peningkatan kapasitas mahasiswa kami yang jumlahnya terus bertambah,” ujarnya.
Disisi lain, Dekan Fakultas Pertanian UPR, Dr. Ir. Wilson, M.Si., juga mengapresiasi kolaborasi ini, menyebutnya sebagai strategi penting untuk mendorong implementasi tridharma perguruan tinggi.
“Fasilitas lapangan seperti ini mendukung mutu akademik dan memperkuat akreditasi institusi kita,” ungkap Wilson.
Ditempat yang sama, Rektor UPR, Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S menjelaskan, nanti bagi teman-teman yang belum berkesempatan ke Lapangan dari perusahaan bisa ke kampus untuk memberikan materi, membimbing dan sebagainya.
“Ini merupakan bagian dari kolaborasi antara UPR dengan PT IFP nanti akan muncul lah sinergitas membangun bangsa. Perusahaan sudah hebat dan luar biasa,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur PT IFP, Yustinus Sarono Raharjo menjelaskan, Keberadaan Training and Research Center MANGKUTUP di lahan konservasi PT Industrial Forest Plantation (IFP) disiapkan untuk mendukung pendidikan dan konservasi lingkungan di Kalimantan Tengah.
“Ini memang kita persiapkan untuk kepentingan pendidikan. Tentu kami juga mendapat manfaat melalui kolaborasi, terutama dalam hal penataan hutan, tanaman, dan konservasi,” kata Direktur PT IFP, Yustinus Sarono Raharjo.
Sarono juga menegaskan bahwa PT IFP tidak sekadar menandatangani kerja sama, melainkan benar-benar membangun fasilitas konservasi yang terus dikembangkan untuk memenuhi standar pendidikan dan riset.
“Penyiapan sarana ini masih berlanjut dan akan terus kita benahi,” ujarnya.
Bahkan hingga saat ini lahan dibawah PT IFP luasannya sekitar 101 ribu hektare, sedangkan untuk karyawan berjumlah sekitar 100an orang sebagaian besar merupakan warga lokal. Pasalnya pihaknya ingin keberadaan perusahaan mampu mensejahterakan masyarakat.
“Tentu warga lokal yang dominan, baru sebagaian juga lahan yang sudah difungsikan,” jelasnya.
Sementara itu, Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Nijar mengapresiasi sinergi yang terjalin antara UPR dan PT.IFP dalam hal riset, pendidikan, dan konservasi lingkungan.
“Kami mendukung penuh kolaborasi UPR dan IFP untuk penyediaan data konservasi dan perlindungan satwa,” katanya.
Pihakya menilai kolaborasi ini penting dalam mendukung program pelepasliaran satwa hasil rehabilitasi serta pengelolaan data keanekaragaman hayati.
“Kedepannya juga kita akan membuat jalur-jalur mana yang dilintasi hewan-hewan dilindungi, sehingga dipasang rambu-rambu agar masyarakat ataupun pihak perusahaan yang lewat dapat berhati-hati,” tegasnya. (ard/red)