PALANGKA RAYA, katakata.co.id – Penggemar kuliner yang sering makan di beberapa rumah makan di Palangka Raya, sudah sangat sering menjumpai tiga orang anak yang berumur sekitar 8 hingga 12 tahun, keliling berjalan kaki berjualan rujak sampai malam hari.
Melihat fenomena tersebut, awak katakata.co.id mencoba melakukan investigasi terhadap seorang perempuan membonceng seorang anak laki-laki yang diduga dieksploitasi dengan berjualan rujak buah, berumur sekitar 8 tahun, dan menurunkannya di sekitar lokasi kuliner di jalan Yos Sudarso, Palangka Raya.
Setelah berjualan rujak buah di beberapa rumah makan, sang anak kemudian naik sepeda motor yang dikendarai seorang perempuan tersebut, untuk diantar ke rumah makan lainnya. Sementara bocah berjualan, sang perempuan menunggu di sepeda motornya tidak jauh dari lokasi anak berjualan.
Setelah rujak buah yang dijual laku, sang perempuan menambah atau memasukkan rujak buah ke kotak kecil yang dibawa bocah laki-laki tersebut. Ironisnya, terkadang sang anak berjualan sampai malam hari.
Menyikapi hal itu, Widiya Kumala Wati, Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kalteng, saat dikonfirmasi Sabtu (25/5/2024), mengatakan, diduga ada eksploitasi terhadap anak, dengan mempekerjakan anak berjualan rujak buah keliling Palangka Raya dengan berjalan kaki.
“Hak anak adalah bermain dan belajar, bisa saja ia membantu orang tua pada waktu-waktu tertentu, namun harus tetap didampingi orang tuanya, dan apabila orang tua atau siapapun yang mempekerjakan anak tanpa mendampinginya hingga sampai malam hari, bisa dijerat pasal pidana terkait penelantaran anak,“ ungkapnya
Widiya yang juga penerima piagam penghargaan sebagai Perempuan Berjasa dan Berprestasi di bidang sosial tingkat nasional 2024, menuturkan, eksploitasi anak adalah tindakan atau perbuatan memperalat, memanfaatkan, atau memeras anak untuk memperoleh keuntungan pribadi, keluarga, atau golongan, dan salah satu bentuk eksploitasi anak adalah eksploitasi ekonomi.
Sementara itu, seorang ibu rumah tangga, yang juga seorang pendidik di perguruan tinggi di Palangka Raya, yang minta namanya tidak disebutkan, Minggu (26/5/2024) malam, mengaku saat makan di beberapa rumah makan, sangat sering bertemu dengan tiga bocah yang menjual rujak buah, bahkan hingga malam hari.
“Saya beberapa kali membeli jualan sang bocah, namun karena sangat sering bertemu dan malam hari tidak cocok mengonsumsi rujak, saya sudah jarang membelinya. Saya khawatir dan menduga, anak-anak tersebut di eksploitasi untuk kepentingan ekonomi,“ tukas pendidik ini.
Menyikapi hal tersebut, instasi terkait diharapkan turun tangan untuk memastikan apakah masalah yang ada bagian dari eksploitasi anak atau tidak. (nop/red)