SAMPIT, katakata.co.id – Kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Timur (Kotim) yang semakin masif, membuat kabut asap terus menyelimuti Kota Sampit khususnya pagi hari. Untuk itu, pemerintah daerah setempat mengeluarkan kebijakan menunda jam masuk sekolah, bahkan meliburkannya jika kabut asap semakin tebal.
Selama empat minggu terakhir, titik api kebakaran lahan terus bermunculan di Sampit, bahkan dalam sehari setidaknya ada lima hingga tujuh titik lokasi kebakaran lahan.
Maraknya kebakaran lahan ini membuat kabut asap menyelimuti wilayah Kota Sampit terutama saat pagi hari. Aroma kebakaran hutan atau lahan yang terjadi juga sangat terasa.

Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada kesehatan warga, terutama bagi yang beraktivitas di luar rumah pada pagi hari. Salah satunya adalah pelajar yang terpaksa harus menerobos kabut asap saat pergi ke sekolah.
Mengantisipasi hal itu, Pemkab Kotim, baru-baru ini, telah mengeluarkan kebijakan untuk menunda jam masuk sekolah atau bahkan meliburkan sekolah jika kabut asap semakin tebal.
Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, kebijakan tersebut bersifat situasional dan dapat diterapkan jika memang kawasan lingkungan sekolah diselimuti kabut asap tebal.
Dimana ujarnya, dampak negatif bagi kesehatan yang ditimbulkan kabut asap kebakaran hutan atau lahan adalah penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Untuk itu, Halikinnor meminta seluruh fasilitas kesehatan yang ada baik rumah sakit maupun puskesmas, agar selalu siaga jika terjadi peningkatan pasien penderita ISPA. (ub/red)