SAMPIT, katakata.co.id – Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit, terjadi peningkatan jumlah titik panas di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam setiap bulannya. Peningkatan drastis terjadi saat memasuki musim kemarau.
Pihak BMKG menyatakan, saat memasuki musim kemarau, jumlah hot spot atau titik panas di wilayah kabupaten tersebut meningkat cukup signifikan dibanding bulan-bulan biasanya.
Prakirawan BMKG Sampit, Rahmat Wadihin Abdi, Selasa (20/6/2023) menyebutkan, pada bulan April lalu, pihaknya mencatat titik panas di Kotim terpantau berjumlah 40 titik. Bertambah menjadi 100 titik pada bulan Mei. Jumlah itu jauh meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya, yang hanya terdapat belasan titik panas saja setiap bulannya.
“Sementara hingga pertengahan bulan Juni, jumlah titik panas terpantau sudah mencapai 40 titik, diperkirakan terus bertambah. Sebaran titik panas terkonsentrasi di wilayah utara dan selatan Kotim, dengan jumlah terbanyak ada di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan,” jelas Rahmat.
Ia menegaskan, kebakaran lahan yang belakangan marak terjadi, terutama di lahan gambut dan semak belukar yang mudah menyebar. Hal ini mendukung meningkatnya penyebaran titik panas.
“Apalagi saat ini, Kotawaringin Timur sedang dilanda el nino dengan tingkat curah hujan yang cenderung rendah, sehingga potensi kebakaran hutan atau lahan sangat rawan terjadi,” ungkap Rahmad.
Sementara itu, ditambahkan dia, puncak musim kemarau di Kabupaten Kotim diprediksi terjadi pada bulan Juli mendatang. Hal itu perlu diwaspadai, sebab puncak kekeringan pada musim kemarau rawan menimbulkan terjadinya kebakran hutan atau lahan (karhutla). (ub/red)