PALANGKA RAYA, katakata.co.id – Sinar Mas Agribusiness and Food mengajak insan media di Kalimantan Tengah untuk mengenal lebih dekat praktik sawit berkelanjutan. Kegiatan berupa lokakarya dan kunjungan lapangan ini berkolaborasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Tengah dilaksanakan pada tanggal 10 – 13 Juli 2023.
Kegiatan lokakarya diselenggarakan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, sementara kunjungan lapangan dilakukan di perkebunan Tanjung Paring, Kabupaten Seruyan. Rangkaian kegiatan bertujuan saling memperbarui informasi dan bersama-sama mengoptimalkan upaya dalam mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan.
Kegiatan lokakarya yang mengusung tema “Pengembangan Ekonomi Daerah Berbasis Keberlanjutan Sosial dan Lingkungan” ini diikuti oleh sekitar 30 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Kalimantan Tengah. Para peserta bukan hanya berasal dari pengurus PWI Kalimantan Tengah, tetapi juga berasal dari PWI Kotawaringin Timur dan PWI Seruyan.
Pada kesempatan ini, Ketua PWI Kalimantan Tengah M. Harris Sadikin menjadi pembicara dan menyampaikan materi tentang peran strategis pers dalam mewujudkan industri perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Pemimpin Redaksi Palangka Post itu didampingi oleh Head of Stakeholder Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food, Hendi Hidayat, yang juga berperan sebagai pembicara dengan materinya tentang kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan dalam mewujudkan sawit berkelanjutan.
Menurut Harris, diskusi ini penting untuk memperluas wawasan insan media terkait perkembangan industri sawit yang mengarah pada tujuan keberlanjutan. Menurutnya, para wartawan perlu memahami kondisi terkini industri sawit di lapangan agar informasi yang disampaikan kepada publik menjadi berimbang dan komprehensif.
“Tak jarang ada informasi yang kurang tepat dan kurang lengkap karena kita tidak menggali topik lebih dalam, termasuk mengenai industri sawit. Saya berharap melalui diskusi-diskusi seperti yang kita lakukan hari ini, kita dapat lebih memahami perkembangan industri sawit termasuk konsep keberlanjuan yang diusung oleh pihak-pihak di dalamnya,” ujar Harris.
Ia menambahkan, kelapa sawit memberi kontribusi signifikan bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Menurutnya, industri ini perlu diawasi dan dikawal agar tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku, sehingga dapat memberi manfaat yang semakin luas. “Cara kita sebagai wartawan dalam mengawalnya adalah melalui pemberitaan yang kredibel. Kita harus melihat informasi dari berbagai sisi sehingga publik mendapat berita yang lebih lengkap,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam salah satu bagian pemaparannya, Hendi Hidayat mengatakan bahwa Sinar Mas Agribusiness and Food berkomitmen menjalankan kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan yang telah diperbarui sejak tahun 2015. Kebijakan itu meliputi aturan-aturan pengelolaan lingkungan, keberperanan sosial dan komunitas, lingkungan kerja dan hubungan industrial, serta perdagangan dan rantai pasok.
Menurut Hendi, kebijakan yang diterapkan tersebut penting dalam mewujudkan industri sawit berkelanjutan. Perusahaan perlu memastikan bahwa produk yang dihasilkan berasal dari serangkaian proses yang memenuhi aturan. “Kemamputelusuran produk sangat penting dalam industri ini. Konsumen perlu mendapat kepastian bahwa produk sawit yang mereka peroleh tidak terkait dengan masalah sosial dan lingkungan. Misalnya, praktik budi daya tidak boleh melanggar hak asasi manusia, dan kebun tidak boleh dibangun di area stok karbon tinggi maupun nilai konservasi tinggi,” ujarnya.
Hendi menambahkan, kehadiran industri sawit juga perlu menciptakan manfaat yang berkesinambungan bagi masyarakat. “Manfaat dari hadirnya perkebunan kelapa sawit bukan hanya dilihat dari penyerapan tenaga kerja yang besar, tetapi juga perlu didukung dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat. Misalnya dengan pembinaan kelompok tani maupun kelompok usaha lainnya agar taraf ekonomi masyarakat semakin baik,” jelasnya.
Terkait regulasi sawit berkelanjutan, Hendi menjelaskan, hal ini telah diatur oleh pemerintah salah satunya melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang wajib dipenuhi oleh perusahaan perkebunan atau pekebun, lima tahun sejak diberlakukannya Perpres No.44/2020 dan Permentan No.38/2020. Selain itu, ada pula standar global sawit berkelanjutan yang diatur dalam Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO). Kedua sertifikasi tersebut berupaya mewujudkan industri kelapa sawit yang bukan hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada sosial dan lingkungan dengan standar yang jelas.
Melihat penerapan di lapangan

Sebagian peserta lokakarya berkesempatan untuk mengunjungi area perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food di Tanjung Paring Estate, PT Tapian Nadenggan, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Seruyan. Kebun ini telah mengantongi sertifikat ISPO, RSPO, serta International Sustainabillity and Carbon Certification (ISCC), sebagai bukti komitmennya dalam mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Di sana, para peserta melihat langsung bagaimana unsur kegiatan produksi, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan sosial dapat berjalan selaras.
Kegiatan dimulai dengan mengunjungi beberapa fasilitas sosial seperti sekolah, klinik, balai penitipan anak, hingga fasilitas ibadah yang seluruhnya disediakan perusahaan untuk mendukung kebutuhan karyawan dan masyarakat sekitar. Seluruh fasilitas tersebut disediakan secara gratis tanpa mengesampingkan standar mutu. Fasilitas pendidikan SD Eka Tjipta Tanjung Paring misalnya, telah memiliki akreditasi A dan siswa-siswinya banyak meraih prestasi akademik maupun non-akademik di level provinsi hingga nasional.
Kunjungan dilanjutkan menuju area perkebunan kelapa sawit. Peserta mempelajari sekilas tentang budi daya yang baik (good agricultural practice/GAP). Konsep ini diterapkan untuk menghasilkan produk kelapa sawit yang baik pula. Peserta dijelaskan tentang penanaman hingga pemanenan sawit, serta pemanfaatan limbah sawit menjadi sesuatu yang bermanfaat seperi pupuk organik. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa setiap bagian dari kelapa sawit memiliki manfaat dan nilai ekonomi jika diolah secara tepat.
Sementara di bidang lingkungan, peserta diajak mengenal lebih dekat tentang area Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation Value/HCV) bersama tim Sustainability Palm Oil Sinar Mas Agribusiness and Food. Peserta melihat jenis-jenis tanaman remediasi di sempadan sungai dan area gambut. Peserta juga menyaksikan dan mendengar berbagai jenis fauna yang lestari di sekitar pos pemantauan area HCV PT Tapian Nadenggan.
Peserta juga diajak mengenali cara perusahaan mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan. Peserta mengunjungi menara pantau api dan mendapat penjelasan bagimana fasilitas ini beroperasi. Pemantauan api merupakan bagian dari pencegahan karhutla terpadu yang dilakukan oleh perusahaan, bersamaan dengan program lainnya seperti Desa Makmur Peduli API (DMPA) yang melibatkan masyarakat, serta penerapan aplikasi GeoSMART yang mampu mendeteksi titik api lebih cepat melalui bantuan satelit.
Sementara itu, di bidang pemberdayaan masyarakat, peserta menyaksikan langsung bagaimana Kelompok Tani Sepakat Itah binaan Sinar Mas Agribusiness and Food menjalankan usaha budi daya ikan air tawar. Kelompok yang beranggotakan 67 orang ini mengelola 8 keramba ikan yang tiap-tiap keramba berkapasitas 1.000 ekor. Saat ini, jenis ikan yang dibudidayakan oleh kelompok adalah ikan nila.
M Sabri selaku ketua kelompok mengatakan, program pemberdayaan ini sangat bermanfaat dalam peningkatan taraf ekonomi. “Kami bisa panen setiap lima bulan. Satu kilogram ikan berisi 2-3 ekor, dan tiap kilogramnya kami jual sekitar Rp35.000. Kami senang bisa dibantu oleh perusahaan dari segi sarana dan prasarana sehingga kami bisa mendapat penghasilan tambahan,” ujarnya.
Regional Controller Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Seruyan, Sri Mahyudin, dalam sela-sela pendampingannya pada kunjungan ini mengatakan unsur lingkungan dan sosial menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari operasional perusahaan. “Kami berupaya menciptakan keharmonisan sosial bersamaan dengan kegiatan perusahaan. Kami siap berkolaborasi untuk mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan demi terciptanya manfaat yang semakin luas,” ungkapnya. (hms/red)