PALANGKA RAYA, katakata.co.id – Bentuk keprihatinan terhadap dampak kemajuan dunia digital, khususnya bagi generasi muda, Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kalimantan Tengah menyelenggarakan seminar terkait cakap budaya digital. Kegiatan berlangsung di Aula Rektorat, Universitas Palangka Raya (UPR), akhir pekan kemarin.
Salah satu narasumber Dosen Komunikasi di Universitas Indonesia (UI) Bernika Yustisiana Narang membeberkan dampak negatif akibat kurang memahami media digital. Dampak tersebut seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia, minimnya pemahaman akan hak-hak digital dan kebebasan berekspresi. Kemudian kurangnya tolerasi dan menghilangnya batas-batas privasi serta pelanggaran hak cipta maupun hak karya intelektual.
Sehingga, lanjut putri dari mantan Gubernur Kalteng dua periode Agustin Teras Narang, maka perkembangan teknologi dan media digital yang seharusnya bagus, malah jadi buruk bagi masyarakat selaku pengguna. Padahal, perubahan dari media yang awalnya dari koran menjadi digital bertujuan untuk membantu sekaligus membuat manusia lebih berkembang.
“Jadi, kalau kita tidak menggunakan media digital ini dengan baik, maka hasilnya malah menjadi semakin memperburuk keadaan,” kata Bernika.
Selain itu, Bernika menerangkan, hal yang paling penting untuk dibahas dalam menghadapi pesatnya perkembangan digital di Indonesia yakni, budaya digital dan budaya Pancasila. Digitalisasi budaya, mencintai produk dalam negeri, serta memahami hak-hak digital.
Dimana sebutnya, budaya Pancasila erat kaitannya dengan budaya menggunakan digitalisasi. Sebab, dalam sila pertama Pancasila menekankan pentingnya cinta kasih dan saling menghormati perbedaan kepercayaan yang perlu dianut di ruang-ruang digital.
“Dalam dunia nyata kita menghormati perbedaan kepercayaan itu. Tetapi kenapa di dunia digital tidak. Padahal sama-sama manusia yang nyata. Itulah kenapa penting untuk dibahas dan dipahami semua elemen masyarakat pentingnya budaya Pancasila dan digital diperkuat,” kata Bernika. (ad/red)