SAMPIT, katakata.co. id – Di tengah musim kemarau dan serbuan kebakaran hutan atau lahan, wilayah Kota Sampit sempat diguyur hujan intensitas ringan. Namun, hujan yang hanya terjadi sesaat dan tidak merata itu, belum menghentikan terjadinya kebakaran hutan atau lahan.
Hujan dengan intensitas ringan, Kamis (24/8/2023) mengguyur sejumlah wilayah di Kota Sampit tidak merata dan hanya bersifat lokal, seperti di Jalan Tjilik Riwut, Kecamatan Baamang. Hujan yang terjadi di lokasi tersebut juga berlangsung sangat singkat tidak lebih dari 15 menit.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit melalui Prakirawan BMKG, Mulyono Leonardo menyebut, hujan di musim kemarau bisa terjadi. Hujan yang turun pada kamis sore itu merupakan proses alami bukan merupakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.
“ Hujan intensitas ringan ini diperkirakan masih berpotensi terjadi di Kotawaringin Timur dalam beberapa hari kedepan. Namun rendahnya intensitas hujan belum mampu menghentikan kebakaran hutan atau lahan yang marak terjadi,” jelasnya.
Kemudian disebutkan dia, potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan atau lahan juga masih cukup tinggi. Apalagi musim kemarau yang puncaknya terjadi pada Agustus ini masih berlanjut hingga Oktober mendatang.
Sementara itu sejak tanggal 1 hingga 24 Agustus, terpantau ada sebanyak hampir 800 hot spot atau titik panas tersebar di wilayah Kotim. Sebaran terbanyak ada di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dengan jumlah 300 lebih titik panas. (ub/red)