SAMPIT, katakata.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur (Kotim) mencatat, sejak Januari hingga Juni 2023, telah ada seluas 103,4 hektar hutan atau lahan terbakar di Kotim. Dari seluruh kejadian tidak sepenuhnya tertangani karena terkendala akses menuju titik api.
Dalam sebulan terakhir, Kotim dihantam kebakaran hutan atau lahan yang terjadi bahkan hampir setiap harinya.
Hal ini akibat fenomena el nino yang mengakibatkan cuaca semakin kering di tengah musim kemarau, sehingga membuat kawasan semak belukar terutama yang tumbuh di lahan gambut sangat mudah terbakar. Maraknya karhutla di Kotim juga sempat terjadi pada awal tahun 2023 lalu.
Berdasarkan data BPBD Kotim, sejak Januari hingga Juni 2023, tercatat telah ada 103,4 hektar hutan atau lahan terbakar dengan jumlah 59 kejadian.
Kepala BPBD Kotim Multazam menyebut, dari puluhan kejadian yang ada, hanya 40 kejadian diantaranya yang berhasil tertangani. Sedangkan belasan peristiwa karhutla lainnya tidak bisa tertangani akibat lokasi karhutla yang sulit dijangkau.
“Karhutla paling banyak terjadi justru di wilayah Kota Sampit, yakni di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, yang mencapai hampir 50 persen dari luasan hutan atau lahan yang terbakar,” jelas dia.
Multazam berharap musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus mendatang dengan puncak pada bulan Juli ini, dapat dilewati tanpa adanya kasus karhutla menonjol dan tidak sampai menimbulkan bencana kabut asap. (ub/red)