SAMPIT, katakata.co.id – Hujan di tengah musim kemarau akibat anomali atau gangguan cuaca masih terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) setempat memprediksi, anomali cuaca akan berakhir pada 10 hari terakhir di bulan Juli.
Di tengah musim kemarau yang masih melanda Kabupaten Kotim, curah hujan lebat antara 75 hingga 100 milimeter per hari masih melanda daerah setempat.
Seperti dalam dua hari terakhir yakni jumat (14/7) dan sabtu (15/7), dimana hujan lebat mengguyur Kota Sampit. Hujan ini juga terjadi secara merata hampir di seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Kotim.
BMKG Bandara Haji Asan Sampit menyebut, hujan yang terjadi di musim kemarau ini bukan merupakan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca (TMC), melainkan karena adanya anomali atau gangguan cuaca.
Prakirawan BMKG Sampit,Mitra Hutauruk menjelaskan, anomali cuaca telah terjadi sejak awal Juli kemarin dan masih berlangsung hingga sekarang. Diperkirakan, cuaca akan kembali normal memasuki dasarian ketiga atau 10 hari terakhir di bulan Juli.
“Pada cuaca normal musim kemarau nantinya, curah hujan akan menurun dibawah 50 milimeter per hari. Hal tersebut perlu diwaspadai, karena potensi kebakaran hutan atau lahan kembali rawan terjadi,” sebut Mitra Hutauruk.
Dengan adanya anomali cuaca yang terjadi, tambahnya, puncak musim kemarau di Kabupaten Kotim yang awalnya diprediksi terjadi pada bulan Juli ini, kemungkinan akan mengalami pergeseran hingga pada bulan Agustus mendatang. (ub/red)