PALANGKA RAYA, katakata.co.id – Senator DPD RI dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang mendorong para generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa Kalteng untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi kemajuan zaman serta tantangan globalisasi yang kian besar mempengaruhi.
Hal ini dikemukanan Teras saat menjadi narasumber dalam webinar yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Palangka Raya “Sanctus Dionisius” menggelar webinar, Senin (17/4/2023) malam, dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-32 PMKRI.
Pada kesempatan itu, Teras mengajak gerakan mahasiswa, termasuk PMKRI di dalamnya, agar mengenali peluang sekaligus tantangan kita ke depan seperti revolusi industri 4.0, Society 5.0, Bonus Demografi, Pemindahan Ibu Kota Nusantara, termasuk Pemilu 2024 untuk pemilihan anggota DPRD, DPD RI, DPR RI, hingga calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Selain isu dari dalam negeri, Teras mengingatkan tentang peluang dan tantangan global. Dimana tantangan yang dipengaruhi dari luar ini dengan istilah HE4F: Health, Education, Food, Fuel, Financial, dan Forestry.
“Soal kesehatan (Health) dan pendidikan (Education) adalah isu utama. Karena bagaimana mau pandai kalau kesehatan terganggu. Bagaimana mau sehat kalau tidak cerdas. Kesehatan dan pendidikan menjadi perhatian saya saat itu (Gubernur Kalimantan Tengah). Dengan program prioritas, selain infrastruktur adalah Kalteng Harati (Kalteng Cerdas) dan Kalteng Barigas (Kalteng Sehat),” ungkap dia.
Berikutnya Teras mengungkapkan mengenai isu pangan (food). Dicontohkan Negara Vietnam yang penduduknya sekitar 90 juta orang, namun punya luas lahan persawahan produktif lebih luas dari Indonesia. Selain itu Vietnam jadi produsen beras dunia bersama India dan Thailand. Padahal secara jumlah penduduk, Indonesia dua kali lipat lebih dari Vietnam, dampaknya Indonesia harus mengimpor pangan.
” Karena itu regenerasi petani milenial juga jadi isu. Sebab itu dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian baru-baru ini, saya dorong agar ada pelatihan dan pengembangan kaum muda untuk pertanian termasuk PMKRI,” sebutnya.
Kemudian terkait energi (fuel) pun dijelaskan Teras dalam situasi yang sama. Dulu Indonesia masuk anggota The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) karena kemampuan mengekspor minyak. Namun sekarang sebaliknya harus melakukan impor karena defisit.
” Dalam hal keuangan (financial) kita pun memiliki tantangan tersendiri. Terlebih dalam menghadirkan sumber pembiayaan untuk pembangunan, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan,” ujarnya.
Selanjutnya dibeberkan Teras, tidak kalah penting adalah kehutanan (forestry). Tantangan di sekotr kehutanan tak kalah menarik karena ada isu soal pembangunan. Indonesia tidak anti investasi, tapi masih perlu pengaturan lebih baik dalam kaitannya dengan investasi dan peluang usaha yang berada di wilayah hutan.
” Semua ini saya harapkan jadi perhatian generasi muda dengan menimbang nilai kebangsaan kita. Sebagai negara yang berlandas Pancasila, kita perlu untuk menjaga kebersamaan dan memperkuat persatuan bagi kemajuan bangsa,” harap Teras. (ta/red)