PALANGKA RAYA, katakata.co.id – Yayasan Bela Negara Nasional Indonesia menywbutkan, generasi muda harus peduli terhadap kota dan bangsa, serta dapat mengerti cara melihat permasalahan dan kebutuhan kotanya, khususnya Palangka Raya.
Pernyataan itu, disampaikan Yayasan Bela Negara Nasional Indonesia, saat menggelar seminar yang diikuti puluhan pemuda, di Aula Rahan, Rektorat Universitas Palangka Raya (UPR), Sabtu (1/7/2023).
Rektor UPR Prof Dr Ir Salampak MS melalui Wakil Rektor Bidang Akademik UPR Dr Natalina Asi, mengatakan, peran orang tua sangat memengaruhi perkembangan anak di zaman majunya teknologi. Bahkan pendidikan karakter harus ditanamkan orang tua sejak anak masih kecil, sehingga mampu menyaring dampak negatif informasi di media sosial.
“Di zaman majunya teknologi peran orang tua sangat dibutuhkan, agar anak tidak menjadi korban kemajuan teknologi. Namun justru bisa memanfaatkan majunya teknologi, sebagai sarana menunjang kemajuan pendidikan,“ katanya.
Sementara, Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau yang banyak dikenal dengan panggilan Ahok, selaku salah seorang narasumber seminar, secara virtual, mengatakan, dengan majunya perkembangan teknologi, membuat banyak karakter generasi muda diadopsi dari media sosial, yang memengaruhi penikmatnya. Dengan begitu, hubungan dengan Tuhan serta perhatian terhadap lingkungan mulai terabaikan.
“Perlu tembok pembatas untuk hal negatif, yang ditumbuhkan di kalangan kaum muda saat ini, dengan memperkuat pendidikan agama dan dukungan orang tua, untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi generasi muda bangsa,“ pungkas Ahok.
Pada kesempatan yang sama, Relawan Bela Negara Nasional Indonesia Avia Destimianti, menuturkan, pentingnya menanamkan pendidikan karakter dan kewarganegaraan untuk generasi muda sedini mungkin, supaya bangsa memiliki generasi penerus yang berkarakter kuat dan baik.
Ditambahkan, masa depan Palangka Raya berada di tangan generasi muda yang perlu diperlengkapi, agar peduli terhadap kotanya, peka melihat permasalahan, serta cakap berkontribusi dan berkolaborasi untuk menjadi bagian dari solusi.
“Melalui kegiatan ini, kaum muda diharapkan memahami cara melihat permasalahan dan kebutuhan di kotanya, misalnya permasalahan terkait lingkungan, perlindungan hutan, ekonomi hijau, ekonomi kreatif, pendidikan Pancasila yang kreatif dan kekinian, serta masalah kebangsaan lainnya,” tutup Avia. (ka/red)